Etika
ber-Sosial media
Sosial
media di masyarakat membuat kebebasan tanpa batas. Hal ini seperti virus/penyakit yang
menyebar dari berbagai jenis seperti forum, blog, jejaring sosial. Bebas tanpa
batas bukan berarti tanpa etika. Femona
ini populer di seluruh negara tidak hanya di Benua Biru (Eropa), Negeri Paman
Sam (Amerika), tetapi Indonesia pun terlena oleh kepopuleran dunia media
sosial ini. Kemudahan mengakses internet untuk menggunakan media sosial saat ini
layaknya fasilitas dari gadjet canggih masa kini yang memberikan berbagai
layanan internet. Hal ini tentu memicu orang-orang untuk unjuk gigi (show off),
memperkenalkan diri dan kepopuleran mereka melalui foto, video, dan tulisan.
Kebebasan tanpa batas di media sosial bukan berarti tidak ada etika yang membatasi mana yang baik atau buruk dalam memanfaatkannya. Pengontrolan etika dalam dunia sosial bertujuan agar pengguna media sosial tidak diserang kejahatan atau penipuan.
1. Jangan terlalu mengumbar masalah pribadi (Show Off).
Kebebasan tanpa batas di media sosial bukan berarti tidak ada etika yang membatasi mana yang baik atau buruk dalam memanfaatkannya. Pengontrolan etika dalam dunia sosial bertujuan agar pengguna media sosial tidak diserang kejahatan atau penipuan.
1. Jangan terlalu mengumbar masalah pribadi (Show Off).
Tersedianya media
untuk berbagi apa yang ingin tulis bukan berarti semua hal harus di umbar dalam
media sosial apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat privasi. Contohnya
mengenai keuangan, hubungan percintaan, tentang kehidupan keluarga, atau
tentang kebencian terhadap seseorang. Sebaiknya jangan lakukan hal ini simpan
untuk diri sendiri dan jangan di sebar luaskan.
2. Info diri/data diri.
2. Info diri/data diri.
Apabila anda menggunakan media sosial hanya untuk
mencari ketenaran (eksis), tempat curahan hati (galau), dan berbicara asal
bunyi maka sebaiknya jangan mencantumkan informasi terlalu rinci seperti alamat
rumah, nomor handphone karena akan mengundang kejahatan oleh orang yang tidak
bertanggung jawab.
3. Jangan SARA, PORNOGRAFI, atau kata-kata yang provokator negatif.
Bagi negara kita yang beragam etnik & budaya hal yang berbau SARA sangat sensitif dan
gampang memicu respon bagi orang lain. Jangan menaruh foto/video yang berbau
pornografi, hal ini selain tidak sangat etis, apalagi foto pribadi yang
terlihat vulgar. Hal-hal tersebut akan mengundang respon yang beragam dai
berbagai pihak bahkan bisa menimbulkan tindakan kriminal.
4. Jangan perang status ataupun tweet.
Bagi pengguna facebook ataupun
twitter yang suka berkicau harus memperhatikan hal ini. Jangan mem-posting
sesuatu yang dapat menyinggung perasaan orang lain baik sengaja atau tidak.
Ketika anda melihat postingan mengenai masalah orang lain jangan sekali kali
mencoba masuk kedalam nya dengan membalas postingan atau hanya sekedar komentar
atau retweet. Intinya adalah saling menghargai sesame pengguna social media
5. Jangan hiperbola/berlebihan.
Tidak semua yang sedang/ingin anda
lakukan, atau dimana anda, atau bersama siapa harus di posting ke dalam media
sosial. Hal ini dapat mengganggu orang lain dalam daftar pertemanan anda, dan
hati-hati ketika posting tempat keberadaan anda, kejahatan bisa saja
menghampiri.
Seharusnya kita sebagai pengguna/user di sosial media harus mengerti dan memahami apa yang baik dan buruk sebelum kita posting di dunia maya/virtual. Karena sekecil apapun permasalahan itu dapat menimbulkan kecemburuan sosial atau kesenjangan sosial. Oleh karena itu kita harus mengontrol diri atau membatasi tentang apa-apa yang ingin kita bagi ke orang lain.
Seharusnya kita sebagai pengguna/user di sosial media harus mengerti dan memahami apa yang baik dan buruk sebelum kita posting di dunia maya/virtual. Karena sekecil apapun permasalahan itu dapat menimbulkan kecemburuan sosial atau kesenjangan sosial. Oleh karena itu kita harus mengontrol diri atau membatasi tentang apa-apa yang ingin kita bagi ke orang lain.
BE
SMART


0 comments:
Post a Comment