Karangan Deskripsi
Penulisan yang menggambarkan atau menjelaskan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil.
Penulisan yang menggambarkan atau menjelaskan sesuatu (objek) secara terperinci atau mendetil.
Karangan Eksposisi
penulisan yang
bertujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan
yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan Persuasi
Sebuah penulisan
yang bertujuan mempengaruhi atau mengarahkan pembaca untuk berbuat sesuatu.
Karangan Argumentasi
Salah satu
jenis pengembangan paragraf dalam penulisan dengan tujuan untuk meyakinkan atau
membujuk pembaca.
Karangan
Narasi
Menceritakan kejadian
atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri peristiwa
itu.
Contoh Artikel Ilmiah: Kesehatan
Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Menghindari Bau Mulut
Ketika kita berinteraksi
dengan orang lain, kita akan menggunakan bibir untuk bicara. Salah satu organ
tubuh kita, yaitu mulut akan terbuka untuk mengeluarkan sebuah suara, dan dalam
hal ini kita akan sangat merasa terganggu manakala kita memiliki bau mulut yang
tidak sedap.
Gigi merupakan salah
satu organ tubuh yang mudah terkena bakteri akibat sisa-sisa makanan yang kita
konsumsi secara rutin. Jika kita kurang care terhadap gigi kita, maka besar
kemungkinan bau mulut kita akan menjadi tidak terkendali, dan dapat
mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.
Kuman sangat mudah
menempel pada gigi, oleh yang demikian maka kita diharuskan untuk senantiasa
memiliki gigi yang bersih dan terbebas dari kuman yang dapat menyebabkan bayu
mulut yang sangat tidak sedap. Dan berikut ini adalah sejumlah tips untuk mencegah
bau mulut, dan cara mencegahnya.
- Anda harus membiasakan diri
menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu sesudah sarapan dan sebelum
tidur di malam hari. Pada saat tidur, mulut tertutup dan menyebabkan air
liur tidak bersirkulasi, bakteri akan berkembang biak dua kali lipat lebih
banyak. Bakteri yang semakin banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh
karena itu, sikat gigi sebelum tidur sangat penting untuk menghindari
terjadinya gangguan gigi dan gusi yang lebih buruk lagi.
- Anda harus segera menyikat gigi
setelah mengonsumsi makanan yang manis dan lengket. Sisa makanan manis
yang tidak segera dibersihkan menjadi penyebab utama terjadinya gigi
berlubang. Begitu pula makanan yang lengket, makanan ini harus segera
dibersihkan supaya tidak tertimbun dan nantinya semakin sulit dibersihkan.
- Pilihlah sikat gigi yang
mempunyai bulu sikat yang lembut/halus. Banyak orang yang beranggapan
bahwa semakin keras menyikat gigi akan semakin bersih hasilnya. Asumsi
tersebut salah, karena menyikat gigi dengan keras justru dapat menyebabkan
terkikisnya lapisan pelindung pada gigi.
- Sikatlah gigi Anda dengan cara
yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda mulai arah ke atas lalu ke bawah
atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.
- Gantilah sikat gigi Anda tiga
bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar Anda harus segera
menggantinya dengan yang baru. Penempatan sikat gigi pun harus
diperhatikan. Letakkan sikat gigi di dalam kamar mandi dengan wadah
tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar mandi
agar tidak ditempeli oleh kuman atau bakteri.
Contoh
Artikel Non Ilmiah: Kesehatan
Ayo
Jangan Malas Cuci Tangan
Menjaga
kesehatan tubuh bisa dimulai dari hal-hal yang paling sderhana. Mencuci tangan
misalnya. Mulai sekarang jadikan cuci tangan sebagai bagian dari gaya hidup
Anda.
Tangan
adalah organ tubuh yang paling vital untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Dari tangan inilah akan tercipta karya-karya indah. Namun, dari tangan jugalah
berbagai penyakit bisa menular.
Tanpa
disadari aktivitas sehari-hari membuat tangan selalu bersentuhan dengan
benda-benda, mulai pulpen, keyboard computer, gagang pintu dan benda-benda
lain. Semenara itu, kita tidak pernah tahu, apakah benda-benda yang kita pegang
tersebut bebas kuman dan virus?
Nah,
untuk mencegah bakteri atau virus berpindah ke dalam tubuh, ada baiknya lakukan
cui tangan, khususnya sebelum dan sesudah makan. Ditengah maraknya berbagai
virus baru belakangan ini, cuci angan menjadi salah satu senjata dasar untuk
mengatasinya.
Manfaat
cuci tangan untuk kesehatan memang sudah diakui. Namun, masih banyak orang yang
enggan melakukannya. Padahal, seiring aktivitas yang Anda lakukan, tangan pun
akan dipenuhi kuman, bakteri, dan virus yang sudah siap memasuki tubuh Anda.
Tak
harus masuk melalui mulut, tapi bisa melalui mata atau hidung. Penyakit infeksi
umumnya menyebar melalui kontak tangan ke tangan, termasuk demam biasa (common
cold), flu dan beberapa kelainan system pencernaan seperti diare.
Cuci
tangan juga diwajibkan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama sebelum
dan secepatnya setelah memegang daging mentah, ayam atau ikan. Mencuci tangan
juga menjadi sangat penting sebelum makan, setelah menyentuh hidung, setelah
batuk atau bersin ke tangan, sebelum atau setelah menangani luka atau
sayatan, sebelum atau sesudah menyentuh orang sakit atau terluka.
Dan
yang tidak kalah penting adalah setelah menangani sampah. Mencuci tangan dapat
mencegah sakit pada anak. Utuk itu, biasakan cuci tangan pada anak sejak dini.
Untuk membiasakan anak mencuci tangan, berikan contoh. Cucilah tangan bersama
anak.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada
diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan
ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Sikap
Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap
Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi
sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding
kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan
sebagainya.
3) Sikap
Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada
akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut
tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4) Sikap
Objektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi.
5) Sikap Rela
Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan
menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang
disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6) Sikap
Berani Mempertahankan Kebenaran
Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan
lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori
atau dalil yang ada.
7) Sikap
Menjangkau ke Depan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis
yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
Langkah-langkah
dalam Penulisan Ilmiah
Dalam
pembuatan sebuah karya ilmiah dibutuhkan beberapa tahapan - tahapan,
diantaranya yaitu : tahap persiapan, tahap penulisan dan tahap evaluasi.
A.
Tahap Persiapan
1.
Memilih Topik dan Tema
Topik
(bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak
disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah
hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Wahab
(1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau
lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara
itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang
topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi
menjadi sebuah tema.
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
a.
Isu-isu yang masih hangat.
b.
Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
c.
Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan
politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
d.
Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
2.
Mengumpulkan Bahan
Setelah
memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan.
Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan
tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan
ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau
mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang
sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis
dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.
3.
Survei Lapangan
Langkah
ini adalah melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah
dan tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan
titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian.
4.
Membangun Bibliografi
Bibliografi
berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau
pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar
menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah
untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang
pernah diterbitkan.
Unsur-Unsur
Bibliografi dan Contoh Penulisannya :
a.
Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
b.
Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c.
Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor
jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
Penyusunan
Bibliografi :
a.
Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b.
Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan abjad.
c.
Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk
refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi
diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d.
Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun,
jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e.
Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.
5.
Menyusun Hipotesis
Langkah
ini adalah menyusun dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian
Anda. Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati
obyek penelitian.
6.
Menyusun Rancangan Penelitian
Merupakan
kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan. Menyusun rancangan penelitian
sebagai langkah ketiga dari langkah-langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan
kerangka kerja bagi penelitian yang dilakukan.
7.
Melaksanakan Percobaan Berdasarkan Metode yang Direncanakan
Langkah
ini merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan
terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan
dengan obyek penelitian
8.
Melaksanakan Pengamatan dan Pengumpulan Data
Setelah
melakukan percobaan atas obyek penelitian dengan metode yang direncanakan, maka
selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap obyek percobaan yang dilakukan
tersebut.
9.
Menganalisis dan Menginterpretasikan Data
Langkah
ini menganalisa dan menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan.
Anda coba untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat
pengamatan. Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa
yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.
10.
Merumuskan Kesimpulan dan Teori
Langkah
ini merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama
percobaan, pengamatan, penganalisaan dan penginterpretasian data. Langkah ini
mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang didapatkan dari proses
percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian terhadap obyek
penelitian.
B. Tahap
Penulisan
Format
Umum Penulisan Karya Ilmiah :
·
Bagian
Permulaan
1.
Halaman
Sampul
·
Judul
·
Jenis
laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
·
Nama,
NIM Mahasiswa
·
Lambang
Institusi
·
Nama
Lengkap Universitas
2.
Halaman
logo
3.
Halaman
Judul (sama dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
4.
Halaman
Persetujuan
·
Persetujuan
Pembimbing
·
Pengesahan
untuk para penguji
5.
Kata
Pengantar
6.
Ucapan
Terimakasih
7.
Abstrak
8.
Daftar
Isi
9.
Daftar
tabel, gambar dan lampiran
·
Bagian
Isi
1.
Pendahuluan
·
Latar
belakang pengambilan topik
·
Perumusan
masalah
·
Tujuan
*Umum
*Khusus
*Umum
*Khusus
·
Manfaat
Penelitian
2.
Kerangka
Teori/Tinjauan Pustaka
3.
Kerangka
Konsep
·
Diagram
kerangka konsep
·
Hipotesa
·
Defenisi
operasional
4.
Metodologi
Penelitian
·
Rancangan/desain
penelitian
·
Populasi
·
Pengambilan
sampel
·
Cara
pengolahan data
5.
Hasil
Penelitian
Penguraian hasil penelitian
6.
Pembahasan
Mebahas hasil penelelitian
berdasarkan tinjauan kepustakaan yang telah dibuat
7.
Kesimpulan
8.
Saran
C. Tahap
Evaluasi
Tahap
evaluasi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Hal yang harus
menjadi perhatian diantaranya yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan
bahasa yang digunakan.
Pustaka:


0 comments:
Post a Comment